Sunday 17 November 2013

Tujuh Nasihat Sesepuh Veteran kepada PKS


Kendal - Dalam rangkaian kegiatan talk show yang diselenggarakan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kendal, Sabtu (9/11/2013) malam, hadir sebagai pembicara sesepuh Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Eyang Soepandi. Pria kelahiran 1 Desember 1934 itu, masih bersemangat dalam hidupnya, meskipun usia udzur telah menghinggapinya.
Kehadiran Eyang, sapaan akrab Eyang Soepandi dalam talk show ini, dimaksudkan untuk mengorek cerita sejarah perjuangan pendahulu, sehingga bisa diwarisi oleh generasi saat ini.

Eyang Soepandi merupakan salah satu bagian dalam operasi Trikora pembebasan Irian Barat dan Operasi Dwikora. Pada tahun 60-an Eyang mengikuti Wajib Militer Darurat dan ditugaskan di Irian Barat (Papua).
Motivasi awal mengikuti perjuangan ini, untuk mengakhiri dan menuntaskan penjajahan Belanda di bumi Indonesia. “Sedari kecil saya sudah melihat kekejaman Belanda. Sewaktu di Cepiring, saya melihat sendiri markas Belanda dan tempat pengumpulan harta rampasan rakyat,” tuturnya.
Dipaparkan oleh Eyang, apabila ada rakyat yang menolak, bila laki-laki akan langsung di buang keluar daerah semisal di Suriname bahkan kebanyakan di bunuh, tambah Eyang.
Lebih lanjut Eyang menceritakan pengalaman sewaktu berjuang di Irian Barat. Bahwa selama perjuangan di sana, persenjataan yang dimiliki pasukan Belanda dan Pasukan Indonesia tidak berimbang. Saat itu persenjataan pejuang Indonesia masih kalah canggih di bandingkan dengan Belanda. Untuk menyiasati hal tersebut, Komando Mandala, Letkol Soeharto memerintahkan taktik perang gerilya sebagaimana jaman revolusi, “jadi pertempuran dilakukan mulai jam 1 malam, pada waktu Pasukan Belanda sedang istirahat” terang Eyang.
Selama 6 bulan penugasan di Irian Barat, pernah terhenti suplai logistic dari Pemerintah Pusat. Dengan terpaksa selama itu pasukan Indonesia hanya makan seadanya dari hutan Irian. “Kebanyakan kita makan sukun, karena disana banyak sukun liar dan orang Irian belum tahu kalau sukun bisa dimakan, ” papar Eyang.
Dalam masa perjuangaan saat itu, lanjut Eyang meskipun menghadapi tentara Belanda yang 'gedhe-gedhe' dengan senjata canggih, tidak ada sedikitpun terbesit ketakukan, "bahkan yang terjadi setiap dada pemuda bergemuruh maju ingin segera mengusir penjajah Belanda," ungkapnya.
Hal tersebut kata Eyang, disebabkan perasaan patriotisme pemuda selalu bergelora, dan tumbuh berkembang karena kesadaran. Untuk itu Eyang Soepandi berpesan, di masa-masa saat ini kita harus bersyukur. Dibandingkan dengan jaman perjuangan yang jauh berbeda.
"Jaman dahulu sekolah dibatasi, makan nasi dua hari sekali, beda dengan jaman sekarang," tukasnya.
Karena itu Eyang berpesan kepada generasi penerus tentang 7 hal. Pertama, selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. "Tidak akan merdeka Indonesia kalau tidak diridhoi oleh Allah SWT," ungkapnya.
Kedua, untuk ikut meningkatkan ketaatan kita kepada negara dan undang-undang. "Aturan dibuat untuk ditaati," katanya.
Ketiga, ikut menjaga kedaulatan NKRI dan berjuang bila Negara membutuhkan. Keempat, selalu menolong dan peduli dengan sesama, "perjuangan kemerdekaan berhasil karena didukung perasaan senasib sepenanggunggan," ujarnya. Kelima,berani hidup mandiri, dengan maksud setiap pemuda saat ini seharusnya sudah tidak menggantungkan penghidupan dari orang tua. Mereka harus berani hidup mandiri. "Selepas perjuangan, para pejuang yang bukan dari unsur tentara kembali kehidupan semula tanpa mengharap bantuan dari pemerintah.
Keenam¸selama hidup dimasyarakat harus hidup dengan baik dan bisa menjadi contoh buat orang lain. Jangan menjadi “sampah masyarakat”. Terakhir yang ketujuh¸urip nang ndoyo ora langgeng. Artinya hidup didunia tidak selamanya, "untuk itu para koruptor itu segerala bertaubat, toh nantinya bakal mati dan akan dimintai pertanggungjawaban," tegasnya.
Diakhir talk show dengan Eyang Supandi yang merupakan sekretaris LVRI Kabupaten Kendal, menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada PKS yang telah peduli dengan para veteran. “Hanya di PKS yang ada acara begini,” pungkas Eyang SUpandi.

No comments:

Post a Comment